Hal ini telah diterangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sabdanya,
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ قَالُوا: مَنْ هُمْ؟ يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَالَ هُمُ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ. وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ. وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Akan masuk ke dalam surga tanpa hisab dari umatku sebanyak tujuh puluh ribu.” Para sahabat bertanya, “Siapa mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah, tidak bertathayyur (beranggapan sial dengan melihat sesuatu), tidak pula melakukan pengobatan kay, dan mereka bertawakal hanya kepada (Allah) Tuhan mereka.” (HR. Muslim no. 218)
Dalam redaksi lain, disebutkan bahwa mereka masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.
Keutamaan yang besar ini akan diperoleh oleh orang-orang yang benar-benar mewujudkan tauhid dengan sempurna. Yaitu, dengan merealisasikan kewajiban-kewajiban dalam tauhid ditambah dengan melaksanakan perkara-perkara yang sunah. Apabila seseorang telah melaksanakan kewajiban-kewajiban di dalam tauhid dengan meninggalkan kesyirikan, ke-bid’ah-an, dan kemaksiatan, kemudian dia melaksanakan perkara-perkara yang sunah, maka berarti dia telah mewujudkan tauhid secara sempurna. (Lihat Hasyiyah Kitab Tauhid, Abdurrahman bin Qasim, hal. 37)
Syekh Shalih Al-Fauzan menjelaskan bahwa orang yang bertauhid ada tiga tingkatan:
Pertama: Orang yang selamat dari syirik, namun tidak selamat dari dosa-dosa selain syirik. Mereka itulah orang-orang yang disebut “zhalim linafsih” (orang yang menzalimi diri sendiri). Dan mereka terancam dengan neraka.
Kedua: Yang disebut “muqtashid”, yaitu orang-orang yang mengerjakan kewajiban dan meninggalkan yang haram, namun terkadang masih melakukan yang makruh dan meninggalkan sebagian yang mustahab (sunah). Mereka inilah yang disebut juga dengan “Al-Abrar” (orang-orang yang taat).
Ketiga: Yang selamat dari syirik besar dan kecil, selamat dari ke-bid’ah-an, meninggalkan yang haram dan makruh, bahkan sebagian perkara yang mubah, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketaatan, baik yang wajib maupun mustahab. Mereka inilah yang disebut “Sabiqun bil khairat” (yang terdepan dengan kebaikan). Dan siapa saja yang berada pada tingkatan ini akan masuk surga tanpa hisab tanpa azab. (I’anatul Mustafid bi Syarh Kitab Tauhid, 1: 74-76, Maktabah Syamilah)
Sumber: https://muslim.or.id/98066-tiga-keadaan-orang-beriman-ketika-masuk-surga.html
Copyright © 2024 muslim.or.id