Oleh
Ustadz Agung Argiansyah, Lc
Di antara bentuk keimanan yang kuat seorang hamba adalah ketika ia senantiasa menyandarkan segala sesuatunya kepada Allah. Ia yakin bahwa dia adalah seorang hamba yang lemah, tidak memiliki daya dan upaya, serta senantiasa membutuhkan pertolongan Allah.
Mari lihat firman Allah di dalam Al-Qur’an tentang ucapan seorang mukmin yang hakiki. Allah berfirman,
وَأُفَوِّضُ أَمْرِىٓ إِلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرٌۢ بِٱلْعِبَادِ
“Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Mu’min: 44)
Bahkan, seorang mukmin diminta untuk senantiasa mengikrarkan setiap harinya, minimal 17 kali, bahwa ia akan selalu menyandarkan dirinya kepada Sang Pencipta, dengan membaca dalam setiap salatnya,
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.”(QS. Al-Fatihah: 5)
Ikrar ini selalu diulang. Tujuannya adalah agar mengingatkan jati diri seorang hamba yang tak bisa lepas dari Sang Khaliq. Sebaliknya, ketika ia menjauh dan tidak menyandarkan kepada Allah dalam urusannya, maka sejatinya ia adalah seorang yang sombong. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an,
كَلَّآ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَيَطْغَىٰٓ
أَن رَّءَاهُ ٱسْتَغْنَىٰٓ
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. Al-‘Alaq: 6-7)
Di antara bentuk penyandaran diri seorang hamba kepada Allah adalah dengan senantiasa berdoa. Ia bermunajat, yang merupakan bentuk melibatkan Allah dalam segala urusannya.
Maka, tak heran ketika Allah menggandengkan antara kesombongan dengan orang orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Karena, ketika seseorang itu meninggalkan bermunajat kepada Allah, secara tidak langsung dia merasa tidak butuh kepada pertolongan-Nya dan itulah inti kecongkakan.
Allah berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.'” (QS. Al-Mu’min: 60)
Dan di antara hal yang paling penting seorang hamba melibatkan Allah adalah dalam pendidikan anak. Mengapa demikian? Hal itu karena beberapa hal, di antaranya:
Pertama, hidayah di tangan Allah, sedangkan orang tua tidak memiliki hak memberikan hidayah dan taufik untuk sang buah hati.
Kedua, seorang ayah dan ibu yang sangat lemah dalam membersamai dan mengawasi sang anak.
Ketiga, zaman yang penuh dengan godaan dan kemaksiatan, yang sulit dibendung apalagi dengan semakin canggihnya teknologi di era sekarang.
Oleh karenanya, orang tua harus senantiasa melibatkan Allah dalam pendidikan buah hati mereka. Dan anda wahai Ayah bunda, jangan lelah untuk mendoakan buah hati anda. Karena doa merupakan kunci kesuksesan segala sesuatu. Begitu juga, ia kunci kesuksesan untuk menjadikan buah hati anda tumbuh menjadi anak yang saleh. Di sisi lain, doa anda sangatlah mustajab. Hal ini sebagaimana yang pernah Nabi sabdakan dalam suatu hadis yang dibawakan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ
وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Abu Daud no. 1536, Ibnu Majah no. 3862, dan Tirmidzi no. 1905. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini hasan)
Berikut adalah macam-macam doa yang bisa dipanjatkan agar Allah memberikan keturunan yang saleh, gemar untuk berbuat kebaikan, serta dijauhkan dari keburukan:
Pertama: Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam agar mendapatkan anak yang saleh,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Ash-Shaffat: 100)
Kedua: Doa Nabi Zakariya ‘alaihis salam agar mendapatkan anak yang saleh,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء
“Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS. Ali Imron: 38)
Ketiga: Doa ‘Ibadurrahman (hamba Allah yang beriman) agar mendapatkan anak yang saleh,
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami, dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74)
Keempat: Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam agar mempunyai anak yang rajin menegakan salat,
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)
Kelima: Doa Nabi Muhammad untuk sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma agar ia menjadi seorang yang ‘alim,
اَللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ
“Ya Allah, berilah kepahaman kepadanya dalam urusan agama dan ajarkan takwil (tafsir Al-Qur’an).”
Keenam: Doa agar Allah selalu memperbaiki keadaan keturunan,
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
“Wahai Rabbku, ilhamkanlah padaku untuk bersyukur atas nikmatmu yang telah Engkau karuniakan padaku, juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku untuk melakukan amal saleh yang Engkau ridai. Dan perbaikilah keturunanku.” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Ketujuh: Doa agar anak terhindar dari ‘ain,
أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ. اَللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ وَلَا تَضُرَّهُ
“Aku menyerahkan perlindunganmu dengan Kalimat Allah yang sempurna dari segala gangguan setan, binatang melata/serangga, dan segala pengaruh mata jahat. Wahai Tuhanku, turunkan keberkahan-Mu pada anak ini. Jangan izinkan sesuatu membuatnya celaka.” (Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar)
Kedelapan: Doa Nabi untuk seorang pemuda yang memiliki keinginan untuk melakukan zina, maka ia pun mendoakannya dengan meletakkan tangannya kepada lelaki tersebut, agar Allah menjauhkan sang pemuda dari perbuatan nista,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ وَحَصِّنْ فَرْجَهُ
“Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”
Kesembilan: Doa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Anas agar dimudahkan memiliki banyak anak dan harta.
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ
“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang Engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480)
Kesepuluh: Doa Nabi Ibrahim agar keturunan dijauhkan dari perbuatan syirik,
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35)
Inilah di antara doa-doa yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun hadis, dan masih banyak lagi contoh doa yang bisa dipanjatkan untuk sang buah hati tercinta.
Semoga Allah Ta’ala mengkaruniakan kepada setiap orang tua anak yang saleh dan bermanfaat untuk agama dan bangsa.
———–
Dirangkum oleh Agung Argiyansyah di Pesantren gratis Klaten, Rabu, 28 Jumadilakhir 1445 H, bertepatan 10 Januari 2024. Terinspirasi dengan salah satu bab dalam kitab ‘Asyru Raka’iz fi Tarbiyatil Aulad, karya Prof. Syekh Abdur Razzaq bin Abdil Mushsin Al-‘Abbad Al-Badr.
Sumber: https://muslim.or.id/90881-libatkanlah-allah-dalam-pendidikan-anak.html