IMG-LOGO

Beranda Akhlak Nasihat MENUNAIKAN KEBUTUHAN KAUM MUSLIMIN
Nasihat

MENUNAIKAN KEBUTUHAN KAUM MUSLIMIN

Membantu orang lain adalah pekerjaan yang sangat mulia, apapun bentuknya dan ini akhlak Islam yang menyebabkan banyak tertarik dengan ajaran Islam.

“Temani saya beli laptop baru ke pameran bisa ga?”

“Bro, besok ane ke Jogja, bisa temani jalan-jalan keliling jogja ga, ngantarkan ke kajian di jogja juga?”

Kadang-kadang kita diminta oleh teman untuk menemaninya mengurus seuatu. Atau kita kedatangan tamu dari luar daerah baik keluarg atau teman, kemudian pastinya kita menjamunya dan mengajak keliling kota aatau keliling desa untuk mengajaknya jalan-jalan merasakan suasana kota atau menemaninya membeli oleh-oleh atau berbagai keperluan lainnya.

Di antara kita mungkin ada yang hobinya jalan-jalan atau tipe orang ‘lapangan” yang tidak bisa diam di tempat. Tipe seperti ini mudah untuk diajak jalan-jalan. Bagi mereka tidak masalah dan malah senang. Akan tetapi bagi yang kurang suka jalan-jalan (misalnya bosan dengan suasana kota) atau terlalu sibuk dengan urusannya. Maka menemani teman atau keluarga jalan-jalan atau memenuhi kebutuhannya membuatnya bosan atau kurang suka.

Ternyata terdapat pahala, karena menemani teman atau keluarga jalan-jalan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لأن أمشي مع أخ في حاجة أحب إلي من أن أعتكف في هذا المسجد

“Sungguh aku berjalan bersama seorang saudara (muslim) di dalam sebuah keperluan lebih aku cintai daripada aku beri’tikaf di dalam masjid ku (masjid Nabawi) ini selama sebulan.” [1]

Syaikh Muhammad bin shalih Al-Ustaimin rahimahullah berkata,
قضاء حوائج المسلمين أهم من الاعتكاف، لأن نفعها متعدٍ، والنفع المتعدي أفضل من النفع القاصر، إلا إذا كان النفع القاصر من مهمات الإسلام وواجباته

“Menunaikan kebutuhan kaum muslimin lebih penting dari pada iktikaf, karena manfaatnya lebih menyebar, menfaat ini lebih baik daripada manfaat yang terbatas (untuk diri sendiri). Kecuali manfaat terbatas tersebut merupakan perkara yang penting dan wajib dalam Islam (misalnya shalat wajib, pent).”[2]

Demikianlah seorang muslim, harus berusaha mengerti kebutuhan saudaranya dan membantu jika ia bisa membantu. Kita memikirkan, jika kita menjadi dia, maka dia butuh dan senang jika diperlakukan demikian dan demikian.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يُؤمِنُ أحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأخِيهِ مَا يُحِبُّ لنَفْسِهِ

“Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sampai dia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya sesuatu yang dia cintai untuk dirinya“. [3]

 

Sumber : https://muslimafiyah.com/jalan-bersama-teman-untuk-menunaikan-kebutuhannya-lebih-baik-dari-iktikaf-di-masjid-nabawi-sebulan.html

Like & Comment
IMG

Artikel Terbaru